Kegiatan1.9: Urutan Peristiwa Yang Layak Diberitakan, selengkapnya dengan pemateri Suci Annisa Caroline, S.S. Alumni Sastra Indonesia UNEJ, 4 Agustus 2022: Baca Juga: Kunci Jawaban Agama Islam Kelas 8 Halaman 19, 20, 21 G Ayo Berlatih Pilihan Ganda Esay Terlengkap 2022. Kegiatan 1.9. A.) Peristiwa manakah yang layak diberitakan?
1 Informasi yang disampaikan berita itu berbelit-belit. Banyak pengulangan kata yang menyebabkan pendengar bingung. (..) 2. Isi pemberitaan itu sudah diberitakan oleh stasiun televisi lainnya. Jadi, isi berita tidak ada yang baru dan layak saya simak lagi. () 3. Berita itu hanya menginformasikan peristiwa negatif. Seolah-olah dunia horor
Setelah mengetahui bahwa membuat berita itu mudah dan apa itu berita, pertanyaan kemudian adalah apakah setiap kabar itu layak untuk menjadi sebuah berita? Lalu, apa yang menjadi landasan untuk menilai bahwa sebuah kabar itu layak diberitakan dalam pengertian jurnalistik? Para wartawan atau jurnalis yang telah berpengalaman, setidaknya sudah 5 tahun menggeluti profesi ini, tentu tidak akan bertanya-tanya secara detail. Dalam dirinya telah terbangun sebuah naluri tentang nilai berita yang baik menurut kriteria yang secara umum berlaku. Dia tidak perlu menyusun pertanyaan yang panjang untuk menetapkan bahwa sebuah kabar sangat layak menjadi berita yang bakal menarik perhatian masyarakat. Tetapi bagi wartawan pemula, ini akan menjadi hambatan utama yang bisa mamandegkan puluhan ide tentang sebuah laporan berita. Untuk memudahkan memberikan gambaran tentang kelayakan berita, coba cermati peristiwa-peristiwa yang ditulis di bawah ini. Contoh 1 Tetangga kita, sebut saja namanya Kang Mas melangsungkan pernikahannya dengan seorang gadis, buat namanya, Nong Mas. Ijab Kabul pernikahan di kantor KUA Serang, pada hari Rabu, 20 Februari 2014. Umur Kang Mas sekitar 33 tahun dan Nong Mas berumur 25 tahun. Rencananya mereka akan melangsungkan resepsinya pada Minggu tanggal 24 Februari di sebuah gedung yang mewah di Kota Serang. Contoh 2 Seorang pria, sebut namanya, Priaman yang berumur 67 tahun menikahi seorang gadis, sebut namanya Gadismen yang berumur 19 tahun. Resepsi pernikahan itu berlangsung meriah di sebuah gedung mewah. Contoh 3 Pemerintah Kota Serang menyelenggarakan pernikahan masal terhadap 40 pasangan suami-istri yang selama ini telah hidup bersama. Ke-40 pasangan suami-istri itu sebenarnya sudah menikah di para ustad, tetapi tidak mencatatkan diri di Kantor Urusan Agama KUA. Secara agama, mereka merupakan pasangan suami-istri yang sah, tetapi tidak memiliki keabsahan menurut urusan negara karena harus dibuktikan dengan akta pernikahan. Dari ketiga contoh itu, manakah peristiwa yang bisa dibuat laporan untuk diberitakan? Jawabannya adalah ketiga contoh itu bisa diberitakan. Namun untuk menjawab pertanyaan apakah berita itu menarik, maka diperlukan sejumlah cara untuk mengetahuinya. Bisa saja, contoh 1 jauh lebih menarik untuk dijadikan berita dan dimuat di media yang dibuat untuk lingkungan setempat. Contoh 3 bisa sangat layak untuk diberitakan di media yang beredaran atau pembacanya lebih banyak di Kota Serang. Dan contoh 2 menjadi sangat menarik karena ada yang tidak biasa dalam peristiwa pernikahan. Ketidaklaziman itu adalah seorang lelaki berumur 67 tahun menikahi gadis berumur 19 tahun. Peristiwa itu akan menimbulkan banyak pertanyaan yang harus dijawab dalam berita, dan diperkirakan akan menjadi perhatian dari pembaca, tidak hanya pembaca di Kota Serang saja, boleh jadi pembaca di seluruh dunia. Mari kita lanjutkan. Ada sejumlah pertanyaan untuk menentukan apakah sebuah kabar itu layak dijadikan berita atau tidak. Pertanyaan itu adalah; Apakah kabar itu baru? Apakah kabar itu tidak biasa atau di luar kelaziman? Apakah kabar itu penting atau menarik? Apakah kabar itu menyangkut orang? Seberapa kuat berita ini mempengaruhi pembaca? Apakah kabar itu baru? Suatu kabar yang baru menjadi faktor utama dalam menilai sebuah berita. Peristiwa tabrakan yang terjadi pada pagi hari menjadi penting dan menarik dibandingkan kisah pembunuhan John F Kenedy, Presiden AS yang terjadi puluhan tahun yang lalu. Tetapi sesuatu yang baru itu bukan sekadar peristiwa yang baru terjadi, tetapi lebih pada apakah peristiwa itu pernah dilaporkan atau diberitakan atau belum pernah. Pembunuhan Mao Te Tung sempat ditahan oleh pemerintah Cina selama beberapa hari. Ketika pemerintah Cina merilis peristiwa itu melalui kantor berita milik pemerintaha, maka seluruh dunia menjadikan berita itu sangat penting dan dimuat di halaman pertama suratkabar-suratkabar. Apakah kabar itu tidak biasa atau di luar kelaziman? Mari kita cermati kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang hidup teratur tentu bukan hal yang luar biasa jika pada pagi hari bangun, pergi ke tempat kerja naik bus kota atau angkutan kota, kemudian berkerja selama waktu yang diperlukan dan pada akhirnya pulang ke rumah dengan menggunakan angkutan kota. Tidak ada yang luar biasa dari kejadian sehari-hari itu. Begitu juga dengan kehidupan lingkungan yang lainnya. Tentu saja kita akan menjadi hal yang di luar kebiasaan ketika menemukan seorang pengemudi angkutan kota atau bus kota yang sudah berumur 100 tahun. Dia masih berkerja dengan tekun, terlihat sehat dengan pandangan mata yang masih awas. Kisah pengemudi berumur 100 tahun itu menjadi sangat menarik bagi pembaca. Semboyan yang umum diterima para jurnalis hingga kini masih berlaku, yaitu anjing menggigit manusia itu hal yang biasa dan bukan berita. Tetapi manusia menggigit anjing itu merupakan hal yang luar biasa dan bisa menjadi berita. Tetapi semboyan ini pun tidak berlaku secara mutlak. Ada sekelompok masyarakat di Indonesia yang dagin anjing merupaka makanan yang lezat. Jadi manusia itu menggigit daging anjing ketika sudah menjadi makanan tentu bukanlah suatu berita yang hebat. Kesimpulannya adalah seuatu yang tidak biasa terjadi akan menjadi berita yang menarik bagi pembaca. Apakah kabar itu penting atau menarik? Jawaban dari pertanyaan ini sesungguhnya sangat subyektif. Tetapi ini yang melandasi pembaca untuk tertarik pada sebuah berita dan menelaahnya dengan baik. Faktor subyektivitas ini pula yang menyebabkan tiras sebuah media cetak naik secara besar-besaran atau sebaliknya merosot drastis dan nyaris membuat bangkrut perusahaannya. Karena itu para wartawan atau jurnalis dituntut untuk piawai menafsirkan soal penting atau menarik tersebut, kemudian dipadukan dengan soal penting secara umum. Jika wartawan menulis soal serangga wereng, mungkin tulisan hanya sedikit dibaca. Karena orang-orang kota tidak begitu tertarik dengan serangga tersebut. Mereka merasa tidak terlibat dalam persoalan itu. Wereng itu hanya hidup di pedesaan yang masih memiliki areal sawah. Sedangkan orang kota tidak begitu paham tentang serangga wereng. Tetapi kalau wartawan menulis tentang serangan hama wereng itu mengancam persediaan beras di perkotaan, tentu saja menjadi sangat penting dan menarik bagi pembaca yang berada di kota-kota. Sebab pembaca di kota itu masih membutuhkan beras sebagai bahan makanan sehari-hari. Pasokan beras ke kota dari pedesaan terancam tidak bidsa dilakukan karena tanaman padinya telah habis diserang hama wereng. Demikian pula dengan berita tentang penggantian imam di masjid besar di sebuah kota. Berita itu tidak akan menjadi perhatian dan dianggap biasa. Tetapi jika pengumuman itu menyebutkan bahwa imam masjid di sebuah kota itu dipimpin oleh seorang wanita, maka akan menimbulkan reaksi luar biasa, terutama di kalangan umat Islam. Sebab keyakinan umat Islam menyebutkan, seorang imam tidak boleh perempuan, tetapi harus lelaki. Apakah menyangkut orang? Banyak tulisan yang baik dibuat oleh para ahli, tetapi tulisan itu hanya menjadi catatan atau sebuah referensi, bukan tulisan yang sangat diminati pembaca. Misalnya tulisan tentang hama wereng, angin topan atau puting beliung, pergerakan meteor dan sebagainya. Ya, karena tulisan itu hanya berisi tentang penjelasan soal-soal itu, tidak berkaitan dengan orang. Ketika wartawan menulis tentang sebuah peristiwa angin topan atau puting beliung yang menghancurkan sebuah kampung, tulisan itu menjadi perhatian pembaca. Tentu saja muncul pertanyaan dalam pembaca, apapakah peristiwa itu begitu dekat dan akan mempengaruhi kehidupan pribadinya? Jika ada perkiraan angin puting beliung itu akan menimpa tempat tinggalnya, mereka segera melakukan tindakan untuk berjaga-jaga, misalnya untuk sementara pindah ke rumah saudara atau temannya yang berada di luar radius angin puting beliung itu bakal terjadi. Seberapa kuat mempengaruhi pembaca? Agak sulit untuk secara tegas menjawab bahwa sebuah berita akan mempengaruhi pembaca? Tetapi ada cara untuk meyakinkan soal itu, yaitu apakah peristiwa yang bakal diberitakan itu berlokasi sangat dekat dengan pembaca? Jika ya, maka dapat diyakini bahwa berita itu akan segera berpengaruh. Misalnya, peristiwa serangan demam berdarah yang semakin meluas di Kota Serang, tentu akan menempati halaman utama di suratkabar-suratkabar yang terbit di Kota Serang. Tetapi mungkin hanya menempati beberapa paragraf di suratkabar yang terbit di Sulawesi atau Bali. Ini bisa terjadi karena pembaca akan selalu berpikir, apakah dampaknya berita tersebut terhadap kehdiupan pribadi atau keluarganya yang disayangi. Berita demam berdarah tentu akan menimbulkan tindakan penyelamatan diri atau keluarganya agar tidak terkena serangan demam berdarah.
Peristiwayang tidak layak dijadikan berita adalah NS. Nahjuwa S. 08 Maret 2022 01:34. Pertanyaan Nilai Berita - Kriteria Kelayakan Peristiwa Jadi Berita di Media Massa. Nilai Berita adalah patokan wartawan dalam menilai apakah sebuah peristiwa layak diberitakan atau tidak. Nilai berita news values disebut juga "kriteria kelayakan" sebuah peristiwa untuk menjadi berita atau diberitakan di media massa. Berita adalah laporan peristiwa. Namun, tidak semua peristiwa layak dilaporkan diberitakan. 10 Nilai Berita Ada 10 nilai berita news values yang menjadi parameter apakah sebuah peristiwa layak diberitakan atau tidak. 1. Magnitude. Seberapa luas pengaruh suatu peristiwa bagi publik atau masyarakat luas. Misal, kenaikan harga BBM. 2. Significance Seberapa penting arti suatu peristiwa bagi publik. Misal, wabah penyakit. 3. Actuality/Timeliness Tingkat aktualitas suatu peristiwa, baru saja terjadi. Misal, peristiwa semenit, sejam, atau maksimal sehari yang lalu. 4. Proximity Kedekatan secara geografis dan psikologi. Misal, banjir di Bandung menarik bagi warga Bandung. 5. Prominence Ketokohan orang yang terlibat dalam sebuah pertsiwa. Public figure atau artis cerai jadi berita, tetangga sebelah cerai dicuekin. 6. Dampak impact Semakna dengan nomor 1 dan 2. 7. Konflik Peristiwa ketegangan, perang, selalu menarik. 8. Human Interest Menyentuh perasaan kemanusiaan publik, misalnya perbudakan dan penganiayaan. 9. Keanehan Unusualness Hal yang unik, tidak lazim. 10. Seks Ada ungkapan, all writing is boring but sex. semua tulisan/berita membosankan, kecuali tentang seks. Peristiwa seksual selalu menarik. Nilai Berita Menurut Akademisi & Praktisi Dedy Iskandar Muda daam buku Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional Rosda, 2003 memaparkan nilai berita sebagai berikut a. Timeliness Timeliness berarti waktu yang tepat. Artinya, memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tepat waktu maksudnya, ketepatan dalam menyampaikan informasi tentang peristiwa yang sedang ditunggu oleh masyarakat dalam segi waktu. Untuk itu, berita juga harus disiarkan secepat, mungkin sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. b. Proximity Proximiy artinya kedekatan. Kedekatan disini maknanya sangat bervariasi, yakni dapat berarti dekat dilihat dari segi lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan yang terkait lainnya. c. Prominence Artinya orang terkemuka atau ketokohan. Semakin seseorang itu terkenal maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula. Mereka bisa saja dari berbagai kalangan seperti tokoh politik, agama, seniman, ataupun tokoh militer. d. Consequence Konsekuensi atau akibat yaitu segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain–lain yang dapat berakibat merugikan atau menyenangkanorang banyak merupakan bahan berita yang menarik. e. Conflict Memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain berita adalah sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan. f. Development Merupakan materi berita yang cukup baik menarik apabila reporter yang bersangkutan mengulas dengan baik. Berita yang menyangkut kegagalan dan keberhasilan pembangunan pasti akan melibatkan kepentingan penguasa dan masyarakat. Seorang reporter pun dituntut menguasai jurnalisme pembangunan. g. Dissaster & Crimes Dua peristiwa yang pasti mendapat tempat bagi pemirsa. Keduanya menyangkut masalah keselamatan manusia, karena dalam pendekatan psikologis keselamatan manusia menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia. h. Weather atau cuaca. Di Indonesia dan negara – negara yang dilewati garis khatulistiwa memang tidak banyak terganggu. Sehingga di Indonesia berita tentang cuaca masih dianggap masih belum memiliki nilai jual, karena banyak pemirsa yang tidak menyediakan waktu untuk menyimaknya. i. Sport Berita olah raga sudah lama memiliki daya tarik. Setiap stasiun televisi memberi waktu untuk menyiarkan berita olah raga. Begitu menariknya siaran ini sehingga banyak stasiun televisi yang membentuk divisi sendiri untuk keperluan liputan olah raga. Untuk itu, seorang reporter olah raga dituntut untuk memiliki pemahaman terhadap cabang olah raga, sehingga ia akan melakukan reportase dengan baik. j. Human Interest Berita human interest di media televisi memiliki daya tarik yang lebih tinggi dibanding media lainnya, karena dilengkapi dengan objek asli secara visual bukan imajinatif. Didukung dengan radio yang dapat memberikan daya tarif ekstra. Nilai Berita - News Values.* Ulasan tentang nilai berita juga dismapaikan wartawan senior Satrio Arismundar. Ia menyebut nilai berita sebagai kriteria kelayakan sebuah peristiwa menjadi berita, meliputi Penting. Suatu peristiwa diliput jika dianggap punya arti penting bagi mayoritas khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Tentu saja, media tidak akan rela memberikan space atau durasinya untuk materi liputan yang remeh. Kenaikan harga bahan bakar minyak, pemberlakuan undang-undang perpajakan yang baru, dan sebagainya, jelas penting karena punya dampak langsung pada kehidupan khalayak. Aktual. Suatu peristiwa dianggap layak diliput jika baru terjadi. Maka, ada ungkapan tentang berita “hangat,“ artinya belum lama terjadi dan masih jadi bahan pembicaraan di masyarakat. Kalau peristiwa itu sudah lama terjadi, tentu tak bisa disebut berita “hangat,” tetapi lebih pas disebut berita “basi.” Namun, pengertian “baru terjadi” di sini bisa berbeda, tergantung jenis medianya. Untuk majalah mingguan, peristiwa yang terjadi minggu lalu masih bisa dikemas dan dimuat. Untuk suratkabar harian, istilah “baru” berarti peristiwa kemarin. Untuk media radio dan televisi, berkat kemajuan teknologi telekomunikasi, makna “baru” adalah beberapa jam sebelumnya atau “seketika” real time. Contohnya, siaran langsung pertandingan sepakbola Piala Dunia. Unik. Suatu peristiwa diliput karena punya unsur keunikan, kekhasan, atau tidak biasa. Orang digigit anjing, itu biasa. Tetapi, orang mengigit anjing, itu unik dan luar biasa. Contoh lain Seorang mahasiswa yang berangkat kuliah setiap hari, itu kejadian rutin dan biasa. Tetapi, jika seorang mahasiswa menembak dosennya, karena bertahun-tahun tidak pernah diluluskan, itu unik dan luar biasa. Di sekitar kita, selalu ada peristiwa yang unik dan tidak biasa. Asas Kedekatan proximity. Suatu peristiwa yang terjadi dekat dengan kita khalayak media, lebih layak diliput ketimbang peristiwa yang terjadi jauh dari kita. Kebakaran yang menimpa sebuah pasar swalayan di Jakarta tentu lebih perlu diberitakan ketimbang peristiwa yang sama tetapi terjadi di Ghana, Afrika. Perlu dijelaskan di sini bahwa “kedekatan” itu tidak harus berarti kedekatan fisik atau kedekatan geografis. Ada juga kedekatan yang bersifat emosional. Agresi Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, misalnya, secara geografis jauh dari kita, tetapi secara emosional tampaknya cukup dekat bagi khalayak media di Indonesia. Asas Keterkenalan prominence. Nama terkenal bisa menjadikan berita. Sejumlah media pada Juni-Juli 2006 ramai memberitakan kasus perceraian artis Tamara Bleszynski dan suaminya Teuku Rafli Pasha, serta perebutan hak asuh atas anak antara keduanya. Padahal di Indonesia ada ratusan atau bahkan ribuan pasangan lain, yang bercerai dan terlibat sengketa rumah tangga. Namun, mengapa mereka tidak diliput? Ya, karena sebagai bintang sinetron dan bintang iklan sabun Lux, Tamara adalah figur selebritas terkenal. Magnitude. Mendengar istilah magnitude, mungkin mengingatkan Anda pada gempa bumi. Benar. Magnitude ini berarti “kekuatan” dari suatu peristiwa. Gempa berkekuatan 6,9 skala Richter pasti jauh lebih besar dampak kerusakannya, dibandingkan gempa berkekuatan 3,1 skala Richter. Dalam konteks peristiwa untuk diliput, sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan buruh, tentu lebih besar magnitude-nya ketimbang demonstrasi yang cuma diikuti 100 buruh. Kecelakaan kereta api yang menewaskan 200 orang pasti lebih besar magnitude-nya daripada serempetan antara becak dan angkot, yang hanya membuat penumpang becak menderita lecet-lecet. Semakin besar magnitude-nya, semakin layak peristiwa itu diliput. Human Interest. Suatu peristiwa yang menyangkut manusia, selalu menarik diliput. Mungkin sudah menjadi bawaan kita untuk selalu ingin tahu tentang orang lain. Apalagi yang melibatkan drama, seperti penderitaan, kesedihan, kebahagiaan, harapan, perjuangan, dan lain-lain. Topik-topik kemanusiaan semacam ini biasanya disajikan dalam bentuk feature. Unsur konflik. Konflik, seperti juga berbagai hal lain yang menyangkut hubungan antar-manusia, juga menarik untuk diliput. Ketika ppahlawan sepakbola Perancis, Zinedine Zidane, “menanduk” pemain Italia, Marco Materrazzi, dalam pertandingan final Piala Dunia, Juli 2006 lalu, ini menarik diliput. Mengapa? Ya, karena sangat menonjol unsur konflik dan kontroversinya. Bahkan, kontroversi kasus Zidane ini lebih menarik daripada pertandingan antara kesebelasan Perancis dan Italia itu sendiri. Trend. Sesuatu yang sedang menjadi trend atau menggejala di kalangan masyarakat, patut mendapat perhatian untuk diliput media. Pengertian trend adalah sesuatu yang diikuti oleh orang banyak, bukan satu-dua orang saja. Misalnya, suatu gaya mode tertentu yang unik, perilaku kekerasan antar warga masyarakat yang sering terjadi, tawuran antarpelajar, dan sebagainya. Demikian ulasan ringkas tentang nilai-nilai berita news values. Wasalam.