Aruna dan Lidahya" sukses menghibur dan membuat penonton terbawa dalam cerita yang ringan dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Film-film seperti Aruna dan Lidahnya sering kali dijadikan salah satu sarana rekreasi dan hiburan semata bagi para penontonnya. Lebih dari itu, menonton film ternyata juga punya banyak manfaat positif yang
Aruna dan Lidahnya mengisahkan tentang persahabatan, namun juga menyisipkan petualangan wisata kuliner dengan dibumbui konflik serta konspirasi. Film ini menyorot petualangan seorang wanita ahli epidemiologi bernama Aruna Dian Sastrowardoyo. Suatu hari ia ditugaskan oleh kantornya untuk meneliti sebuah virus pandemik flu burung di beberapa daerah. Ada empat kota yang harus ia datangi, di antaranya Surabaya, Pamekasan, Pontianak dan Singkawang. Di saat yang bersamaan, sahabat Aruna yang bernama Bono Nicholas Saputra ingin mengajaknya untuk berlibur sejenak. Profesinya yang seorang chef membuat Bono harus kreatif dalam mengolah makanan. Dengan maksud ingin mencari inspirasi dari kuliner berbagai daerah, untuk itu lah ia ingin terlibat dalam investigasi Aruna. Tak disangka, sesampainya di Surabaya, Aruna dan Bono kedatangan sahabat mereka yang sudah lama tinggal di luar negeri bernama Nadezhda Hannah Al Rashid. Karena ingin menyelesaikan buku kulinernya, Nad pun tergoda ingin pulang ke Indonesia dan mengikuti perjalanan Aruna berwisata ke empat daerah itu tadi. Selama melakukan perjalanan, Aruna dan teman-temannya mengalami berbagai hal yang seru dan tidak terlupakan. Tentu saja, dalam memulai investigasinya, Aruna tak sendiri. Seorang pria yang pernah singgah sejenak di masa lalunya hadir kembali. Pria bernama Farish Oka Antara itu membuat perjalanan mereka bertiga semakin berwarna. Terlebih konflik batin yang tak terselesaikan antara Aruna dan Farish justru membuat jalan cerita makin greget. Pada intinya, film ini tak hanya menyorot kelezatan makanan nusantara namun juga catatan perjalanan Aruna dengan sahabat dan seseorang yang pernah ia cintai. “Aruna dan Lidahnya” memang mengalir dengan santai tapi tetap dalam. Ketika menonton film ini kita serasa ikut berpetualang dengan mereka. Dialog dan adegan dalam film ini biasa terjadi sehari-hari di pergaulan. Meski demikian, tetap mengandung filosofi yang mendalam tentang kehidupan. Melalui makanan mereka belajar arti hidup. Bono bilang, “Hidup ini kayak makanan, dalam sepiring ini nih, lu bisa ngerasain yang manis-semanisnya atau pahit-sepahitnya.” Sementara, hal manis lain dari film ini adalah kisah kucing-kucingan’ perasaan antara Aruna-Farish dan Bono-Nad. Tak jarang, kita pun terjebak perasaan dan hubungan yang tak terucap seperti mereka. Informasi Aruna & Lidahnya Tanggal Tayang 27 September 2018 Durasi 1 jam 46 menit Sutradara Edwin Penulis Laksmi Pamuntjak, Titien Wattimena Pemain Dian Sastrowardoyo sebagai Aruna Nicholas Saputra sebagai Bono Hannah Al Rasyid sebagai Nadezhda Oka Antara sebagai Farish Ayu Azhari sebagai Pirya Genre Drama, Food, Romance Rate Aruna dan Lidahnya Official Trailer Kalian bisa menontonnya di Aplikasi atau Website pada platform Netflix! Netflix merupakan platform yang memungkinkan para penggunanya menonton tayangan kesukaannya. Tak hanya Aruna dan Lidahnya, kalian bisa menonton film atau series lainnya yang disediakan pada platform ini. Menontonlah dari platform yang resmi tanpa harus merugikan para kru-kru film! Selamat menonton!
GenflixFestival Film Ajak Sineas Muda Berkreasi. Greeny Dewayanti, pengagas dan Director Genflix. PERINGATAN Hari Film Nasional (HFN) dilaksanakan setiap 30 Maret dan tahun ini menjadi HFN ke-70. Pada 20 Maret 1950 silam menjadi hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa atau Long March of Siliwangi.
Daftar Isi 1Sinopsis Film Aruna dan LidahnyaPenulis Aruna dan Lidahnya, Laksmi Pamuntjak Film Aruna dan Lidahnya – Tidak selamanya dalam film Dian Sastro wardoyo berjodoh dengan Nicholas Saputra, setidaknya dalam film ini Dian berjodoh dengan berbagai macam makanan. Aruna dan Lidahnya diadaptasi dari novel sama karya laksmi pamuntnjak. Diperankan oleh Dian Sastro, Nicholas Saputra, Hannah Al Rasyid, dan Oka Antara. Produksi Aruna dan Lidahnya dilakukan pada 5 kota yang berbeda, Jakarta, Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang. Dalam waktu 25 hari pengambilan gambar, kemungkinan terdapat 21 hidangan yang bakal bikin kamu ngiler yang disajikan film ini. Sinopsis Film Aruna dan Lidahnya Tema dari film ini adalah masakan Indonesia yang diangkat ke dalam sebuah alur cerita yang berfokus pada persahabatan dua pria dan dua wanita yang semuanya berusia 30 tahunan, bersamaan pula dengan penyelidikan kasus flu burung yang dilakukan dua orang di antara mereka. Jadi secara keseluruhan film ini tidak hanya meluluh menceritakan makanan yang sering kamu lihat di youtube yang dibawakan oleh youtuber saat mereka mereview makanan. Aruna Dian Sastro seorang ahli wabah atau seorang epidemologi yang mencintai oleh berbagai macam makanan. Saat itu Aruna ditugasi oleh kantornya untuk menyelidiki flu burung bersama kedua temannya yaitu Bono seorang koki Nicholas S dan seorang kritikus makanan penulis buku Nadezhda Hannah Al Rasyid. Dalam perjalanannya untuk mengetahui kasus flu buru ini, Aruna dan kedua kawannya melewati beberapa kota seperti, Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang. Dalam perjalanannya mereka pun sekalian mencicipi makanan khas maupun street food di setiap kota tersebut, hal itu cukup menarik mengingat mereka adalah food interest sehingga setiap makanan memunculkan filosofi setiap adegannya. Sesampainya mereka di Surabaya, mereka bertemu mantan teman kantor Aruna yaitu Farish Oka Antara. Tidak ada yang mengetahui bahwa Aruna sejak dulu masih memiliki perasaan terhadap Farish. Namun hal yang tidak terduga pun terjadi. Penulis Aruna dan Lidahnya, Laksmi Pamuntjak Laksmi Pamuntjak adalah seorang penulis novel sejak 1996. Karya wanita satu ini tidak hanya diminati oleh dalam negeri, namun mancanegara. Hal itu diketahui pada saat Laksmi terpilih untuk mewakili Indonesia dalam acara festival budaya atau puisi Parnassus London. Laksmi Pamuntjak lahir pada 22 Desember 1971, ia tidak hanya menulis dalam bahasa Indonesia namun juga dalam bahasa Inggris. Puisi, esai, dan cerita pendek dari Laksmi telah dimuat dalam berbagai jurnal dan antologi sastra internasional, termasuk The World Record dan pengantar untuk Not a Muse A World Poetry Anthology. Buku-buku novel nya yang cukup terkenal di Indonesia seperti Amba, Aruna dan Lidahnya, dan There are tears in things. Nah, penasaran kan kelanjutan dari film yang ditulis oleh perempuan yang berbakat seperti Laksmi? Yuk tonton Aruna dan Lidahnya dan ketahui kelanjutan film ini bersama Vidio. Bersama Vidio kamu bisa streaming bola, nonton film sepuasnya dengan berlangganan premier loh! Jangan lupa juga kunjungi blog Vidio jika ga mau ketinggalan promo dan info lainnya, Nantikan juga promo-promo yang menarik lainnya dari Vidio, karena nonton Vidio ga harus pake mahal!R0nt.