Renunganharian minggu sengsara. Renungan Harian Air Hidup. Oleh Diposting pada 08/03/2021. Pin Oleh Tuhan Yang Mahakuasa Menyempur Di Kartu Firman Tuhan Baca Selengkapnya. Renungan Harian Senin 28 Januari 2019. Oleh Diposting pada 02/03/2021. Pukul 1630 Pukul 1900 Minggu.
Saat jemari mengetik huruf demi huruf untuk postingan kali ini, hujan lebat masih mengguyur Jayapura dan sekitarnya. Guntur membahana di langit dan kilat memecah kegelapan malam. Bunyi sirene Ambulance masih terus terdengar bolak balik menyusuri kota. Rasanya berat untuk menulis sesuatu tentang ini. Melihat di Media saja sudah membuat hati teriris apalagi melihat secara langsung. Mendengar cerita saja sudah membuat hati berkecamuk apalagi yang mengalami dan menjadi korban. Kehilangan harta. Kehilangan nyawa. Kehilangan keindahan alam. Semuanya luluh lantak. Semua yang pernah mengalami bencana pasti sangat paham ketika hal yang sama dialami oleh orang lain. Bencana. Tak pernah disangka. Sama sekali tidak dikehendaki. Membuat hati tersentak. Meninggalkan trauma dan duka yang mendalam. Bencana bertubi – tubi. Duka silih berganti. Belum selesai menarik nafas lega ketika yang satu terselesaikan. Yang lain sudah menghantam. Mengapa? Salah siapa? Berbagai pertanyaan yang jawabannya selalu dibahas panjang lebar termasuk untuk bumi Papua, Sentani, Nduga, dll. Berbagai komentar dan teori bermunculan. Berbagai nasihat dan peringatan diulang. Tapi tak ada yang bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Semua harus dihadapi. Salib di minggu sengsara tak hanya sekedar perenungan panjang tanpa titik. Tak cukup menjadi perenungan untuk akal saja atau untuk rasa tapi juga untuk hati nurani,untuk hidup, untuk perbuatan, untuk kebijakan, untuk keberpihakan, untuk kemanusiaan, untuk masa depan. Setiap musibah ada hikmahnya. Setiap peristiwa dapat menjadi sarana agar pekerjaan – pekerjaan Allah dinyatakan. Seperti yang dialami oleh si buta sejak lahirnya dalam Yohanes 91-41. Ketika para murid bertanya tentang penyebab penyakit si buta apakah karena dosanya atau dosa orang tuanya? Yesus meminta murid-murid-Nya meninggalkan spekulasi sia-sia menuju tindakan. Yesus bertindak bukan sekedar merasa iba, bukan mencari kambing hitam tapi melakukan tindakan penyelamatan. Tindakan yang menyatakan kuasa, kasih dan kemuliaanNya. Yesus tidak sekedar berbicara saja tetapi benar – benar bertindak. Ia mengaduk ludahNya dengan tanah dan mengoleskannya pada si buta. Yesus mengingatkan bahwa saat untuk bekerja terlalu singkat, selama masih siang. Yesus menghubungkan para murid dengan diri-Nya sendiri. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan diri-Nya dan juga pekerjaan mereka. Kolam Siloam menjadi tempat si buta membasuh dirinya lalu matanya melek. Siloam artinya diutus. Siloam menjadi simbol yang menegaskan pengutusan kita ditengah berbagai peristiwa yang terjadi. Sebagaimana Yesus diutus maka kitapun diutus. Di posisi mana mata kita melihat. Mata orang yang buta yang akhirnya bisa melihat dan mengenal Yesus Kristus setelah dia sembuh. Atau mata para murid yang hanya bisa membicarakan dan mendiskusikan keadaan orang itu tanpa berusaha menolongnya. Atau mata para pemimpin agama yang sudah melihat mujizat itu tetapi mereka tidak bisa melihat Tuhan di dalam kebutaan dan kemunafikan mereka. Atau mata Yesus yang bertindak menjawab kebutuhan si buta. Di posisi mana mata kita melihat menjadi cermin sikap kita merespons pengutusan Tuhan. Bencana, penderitaan, kesengsaraan, kehilangan, merupakan kesempatan untuk mengalami pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Itulah jalan salib yang ditempuh Yesus. Salib itu memang berat tapi Yesus memilih jalan Salib untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah. Sebuah syair lagu dari Ebiet Untuk Kita Renungkan …… *Kita mesti tabah menjalani Hanya cambuk kecil agar kita sadar Adalah Dia di atas segalanya* Terima kasih untuk semua yang meresponi peristiwa bencana ini untuk menyatakan pekerjaan – pekerjaan Allah. Yang bekerja di posko – posko bencana dan tempat pengungsian, yang terlibat langsung untuk berbagai proses baik di tempat bencana, di rumah sakit, yang menopang dengan memberi berbagai bantuan bahkan yang mendoakan. Salib ini memang sangat berat. Salib … untuk menunjukan bahwa Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi. Tuhan memberkati.
RenunganMingguan; Kisah Sengsara Menurut Yohanes. By. A Gianto - August 11, 2015. 0. 957 views. Facebook. Twitter. Pinterest. WhatsApp. Rekan-rekan yang baik! Tiga pokok dalam Kisah Sengsara yang dibacakan Jumat Agung ini (Yoh ) saya bicarakan dengan sang empunya kisah itu. Surat menyurat menyangkut arti "darah dan air" yang
Wahyu 61-8 Apakah Empat Penunggang Kuda dalam kitab Wahyu sudah datang? Lalu aku melihat Anak Domba itu membuka salah satu dari ketujuh meterai itu, dan kudengar salah satu dari keempat makhluk itu berkata dengan suara yang menggelegar, "Mari!" Jadi aku menengadah dan melihat seekor kuda putih, dan penunggangnya memegang sebuah busur panah. Dan dia diberikan mahkota, dan dia pergi untuk mengalahkan dan menaklukkan. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, kudengar makhluk yang kedua itu berkata, "Mari!" Kemudian kuda lain keluar. Warnanya merah terang, dan penunggangnya diberi kuasa untuk menyingkirkan kedamaian dari bumi dan membuat manusia saling membunuh. Dan dia diberikan sebilah pedang yang besar. Dan saat Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, kudengar makhluk yang ketiga itu berkata, "Mari!" Kemudian aku menengadah dan melihat seekor kuda hitam, dan penunggangnya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan kudengar suara yang kedengarannya seperti suara yang berasal antara keempat makhluk itu, berkata, "Satu liter gandum seharga satu dinar, dan tiga liter jelai seharga satu dinar, dan jangan merusakkan minyak dan anggur itu". Dan saat Dia membuka meterai yang keempat, kudengar suara makhluk yang keempat itu berkata, Mari dan lihatlah. Dan aku menengadah, dan melihat seekor kuda pucat dan nama yang menungganginya adalah Maut, dan Neraka mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi, untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan, dan dengan kematian, dan dengan binatang-binatang buas di bumi. Wahyu 61-8

renunganair-hidup-segala-perkara. Posted by Alamta Singarimbun on December 29, 2017. Viewed : 86 views. Comments. comments. Post navigation. Previous Post Segala Perkara. Pick a Month

Oleh Pdt. Jacobus Manuputty Hidup itu sebuah perlombaan diantara sengsara dan nikmat, artinya orang harus berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan, sekalipun harus melewati suka duka kehidupan yang ada. Tuhan tidak hanya mengaruniakan hidup secara otomatis dengan segala kenikmatannya, tetapi itu harus diperjuangkan. Dan kemungkinan untuk alami derita didalam hidup yang Tuhan beri, itu sebuah keniscayaan. Itulah sebabnya, kita tidak perlu kaget didalam menjalani dinamika kehidupan ini dengan segala suka duka, pahit getir dan asam manis yang kadang bercampur melilit atau membelenggu kita. Peristiwa kolam Bethesda di serambi pintu gerbang domba, memberi beberapa pelajaran Iman bagi kita, antara lain dalam 5 hal 1. HIDUP ITU SEBUAH PERJUANGAN Untuk menikmati hidup dalam sukacita dan damai, orang harus berlomba, tidak bisa hanya duduk dan berharap. Tidak ada berkat yang turun otomatis dari langit, orang harus berjuang untuk mendapatkan Kasih Karunia Allah. Bandingkan masing-masing orang yang berjuang untuk mendapatkan kesembuhan disana. 2. BERJUANG HARUS DISERTAI IMAN Bahwa mereka yang sedang berjuang untuk mendapatkan Anugerah Allah untuk kesembuhan itu, yakin dengan sungguh bahwa ada mujizat yang akan Tuhan tunjukan. Untuk apa bersusah payah kalau tidak yakin dan percaya bahwa Tuhan ada disana. Itu yang dialami oleh sebagian besar mereka yang sembuh. 3. SOLIDARITAS PERLU DAN JANGAN EGOIS Didalam setiap perjuangan kehidupan, kadang terlihat dengan nyata bahwa manusia hanya memikirkan dirinya. Yang penting saya selamat, saya aman, saya bahagia, orang lain bukan urusan saya dan bukan tanggung-jawab saya. Disini egoisme kadang menonjol, itu terlihat dari mereka yang sedang berjuang untuk sembuh. 4. IMAN MENYELAMATKAN ENGKAU Kadang didalam hidup ini kita sangat mengharapkan pertolongan orang lain, tetapi kadang pula pertolongan itu tidak datang. Kita kadang kecewa dan putus asa karena antara harapan dan kenyataan itu tidak sebanding. Jangan lupa kita masih punya Iman, dan Tuhan tahu itu. Itulah yang dialami oleh si sakit. 5. SENGSARA MEMBAWA NIKMAT Orang-orang yang pernah alami derita didalam perjuangan hidupnya, Tuhan memperhitungkan derita mereka. Dan pengorbanan mereka tidak pernah “jatuh ditanah”, karena Tuhan terus menopang hidup mereka. Kadang “SENGSARA MEMBAWA NIKMAT”, itulah yang dialami oleh si sakit karena Tuhan itu Allah yang solider dengan derita kita. Dia Allah yang peduli, karena Dia sendiri pernah merasakan penderitaan itu. Dia Tuhan yang punya sensivitas yang tinggi dan Allah penuh Empati. Inilah makna Minggu Sengsara Tuhan Yesus bagi kita orang-orang beriman. RenunganMinggu, 09 April 2017. cara hidup, iman, sikap dan perilaku hidup yang baik kepada anak-cucu kita? Di minggu sengsara Tuhan Yesus yang ketujuh ini, Marilah kita menghadapi derita dan air mata dengan iman kepada Kristus Yesus, yang turut menderita bersama kita.
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ulangan 8 bacaan kedua 1 Korintus 10 16-17; dan bacaan Injil Yohanes 6 51-58. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Selamat merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus bagi kita semua. Pada perayaan ini kita kaum beriman diingatkan bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja, tapi dari segala yang diucapkan Tuhan." Ungkapan ini sebenarnya mendorong kita untuk menghayati bahwa hal-hal jasmaniah belumlah menjadi jaminan untuk kita bisa hidup benar. Karena hidup benar tidak ditentukan oleh perut kenyang atau lapar. Melainkan ditentukan oleh hati yang merendah. Dan karena itu orang hidup menurut perintah-perintah Tuhan. Sabda Tuhanlah yang menjamin kita untuk bisa hidup benar. Dan karena itu niscaya kita memiliki hidup kekal. Bahwa hidup kekal itu sangat erat kaitannya dengan makanan rohani yakni "makan Tubuh Kristus dan minum Darah Kristus." Baca juga Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juni 2023, Tekun Berdoa dan Perbanyak Sedekah Sangatlah benar kata Paulus rasul bahwa "Kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu." Ungkapan roti yang satu mengarahkan perhatian kita kepada Yesus. Bahwa semua kita yang percaya kepada Yesus meskipun banyak tapi tetap dalam satu tubuh yakni Kristus sebagai kepala dan kita semua adalah anggota-anggota-Nya. Sebagai anggota dari satu tubuh yang sama kita diminta untuk hidup dengan tetap menyatu pada Kristus sebagai kepala. Tidak hanya sekadar menyatu tapi menyatu dan percaya penuh bahwa dengan makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya kita akan hidup tenang dan damai. Karena itu niscaya kita akan memperoleh hidup kekal. Di sini berarti makan makanan jasmani memang berguna.
Matiuntuk hidup, kehilangan nyawanya untuk menyelamatkannya, itu hukum Kristus. Jalan kemuliaan bagi Yesus berarti jalan sengsara, salib dan kematian, sebab hanya itu satu-satunya jalan menuju pada kemuliaan sejati, juga jalan bagi setiap insan, yang bersedia mengikuti jejak-Nya. Jalan itu sangat berat, sehingga kita hanya dapat menginginkan
Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada. Maaf, halaman yang Anda cari di blog ini tidak ada. Langganan Postingan Atom
Kolose1:10b. Dalam Alegori tentang pokok anggur yang benar (baca Yohanes 15:1-8) Tuhan Yesus menyatakan bahwa hidup setiap ranting itu sangat bergantung pada pokok anggur. Supaya menghasilkan buah, ranting harus tetap berada dan menyatu dengan pokok anggur karena "Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan
- Bersabar dalam penderitaan. Itulah seutas kutipan dari Penatua Remine Salindeho, ketika membawakan khotbah, pada ibadah Minggu Sengsara Pertama, GMIBM Molinbagu, Minggu 23/2/2020. Ibadah Minggu Sengsara Pertama di GMIBM Molibagu, dihadiri hampir 90 jemaat baik anak-anak hingga orang dewasa. Penatua Remine memilih Markus 9 ayat 30-37, sebagai pembacaan Alkitab pada ibadah kali ini. "Menghadapi minggu sengsara pertama, jemaat akan dihadapkan dengan berbagai masalah baik dalam keluarga, hingga ke pekerjaan," ucapnya. Namun, Remine mengakui banyaknya masalah hidup harusnya tak membuat jemaat berpaling dari Tuhan Yesus Kristus. "Masalah itu harusnya membuat hubungan kita kian erat dengan Tuhan, bukan menjauh," tegasnya. Menurutnya kunci untuk menghadapi banyaknya persoalan hidup adalah tangan yang terlipat dan memohon kepada Tuhan. "Yakinlah jika Tuhan memberikan cobaan sesuai batas kemampuan kita," ucapnya. Ia pun berharap, kedepannya para umat Kristus tidak kehilangan arah, terutama dalam menghadapi masalah kehidupan. "Bertekun dalam doa, dan minta penyertaan Tuhan dalam menghadapi masalah. Niscaya Tuhan akan menjawab semua doa saudara," tuturnya. Ibadah Minggu Sengsara Pertama di Jemaat GMIBM Molibagu, Kabupaten Bolsel, berlangsung dengan penuh khusyuk. Berbagai puji-pujian baik anak-anak hingga orang dewasa pun, mewarnai jalannya ibadah. Nie 4ai3iAu.
  • tilddil9j4.pages.dev/414
  • tilddil9j4.pages.dev/273
  • tilddil9j4.pages.dev/546
  • tilddil9j4.pages.dev/322
  • tilddil9j4.pages.dev/486
  • tilddil9j4.pages.dev/374
  • tilddil9j4.pages.dev/550
  • tilddil9j4.pages.dev/513
  • renungan air hidup minggu sengsara