manusiadan sejarah memiliki keterkaitan yang erat. tanpa sejarah kedudukan manusia. SD. SMP. SMA SBMPTN & UTBK. Produk Ruangguru. Beranda; SMA; Sejarah; manusia dan sejarah memiliki keterkaitan yang erat SS. Sarita S. 22 Maret 2020 03:31. Pertanyaan. manusia dan sejarah memiliki keterkaitan yang erat. tanpa sejarah kedudukan manusia Manusia dan sejarah memiliki suatu keterkaitan yang erat. Tanpa sejarah, patut dipertanyakan eksistensi manusia sebagai makhluk hidup yang tinggal dan menetap. tanpa manusia, sejarah pun menjadi Pernyataan di atas didasari oleh konsep bahwa sejarah yang didalamnya terdiri dari kejadian-kejadian memilik manusia sebagai objeknya. Kuntowijoyo mengemukakan bahwa sejarah adalah suatu rekonstruksi masa lalu yang sudah barang tentu disusun oleh komponen-komponen tindakan manusia berupa yang dipikirkan, dilakukan dan diucapkan. Sederhananya adalah, Sejarah adalah suatu bidang yang mempelajari tentang apa yang dilakukan, dipikirkan dan diucapkan manusia pada masa lalu. Sejarah secara tidak langsung telah mengabarkan eksistensi manusia. Seperti formula yang diungkapkan para filsuf eksistensialis “Esensi dari kenyataan manusiawi adalah eksistensi”. Sejalan dengan rumus ini, filsuf Spanyol mengemukakan rumusannya bahwa Man has no nature, what he has is juga tampak ingin membuktikan eksistensi mereka pada suatu masa. Fasiltas yang digunakan sebagai sarana pembuktian itu seperti goresan, lukisan, tulisan dokumen juga monument. Dengan item-item tersebut, diharapkan dapat menjadi petunjuk tentang kehadiran mereka. Fasilitas yang digunakan juga dapat dibuat oleh orang lain. Sebagaimana yang dilakukan oleh para Firaun di Mesir yang menugasi seorang “juru tulis” the scriber khusus untuk mencatat dan merekam sejarah mereka. Hal-hal yang di ungkapkan tadi membuktikan bahwa sejarah merupakan fenomena manusiawi tentang keberadaan manusia. Keterkaitan yang erat antara manusia dengan sejarah juga dapat di gambarkan oleh peran sejarah dalam proses pembentukan sifat-sifat kemanusiaan yang berujung pada pembentukan jati diri manusia. Menurut Fuad Hassan 1989, sejarah adalah manifestasi yang khas manusiawi, pengenalan sejarah merupakan kenyataan yang dapat ditelusuri sejak perkembangan kemanusiaan yang paling dini. Herder dalam Taufik Abdullah19851 menyatakan bahwa sejarah adalah proses ke arah tercapainya kemanusiaan yang tertinggi. Proses itu adalah dimana manusia berusaha untuk membentuk dan menemukan jatidirinya. Dari yang tidak tahu apa-apa menjadi ragu-ragu akan suatu hal, lalu mengerti dan paham. Sejarah yang mengkaji masalah kemanusiaan memiliki inti utama berupa penguraian makna diri setiap orang. Penguraian makna diri itu sangatlah sulit mengingat betapa rumitnya masalah kemanusiaan itu. Karena itu, mengkaji dan mendialogkannya merupakan tindakan yang penting. Romano Gardin 1885-1968 menyatakan bahwa manusia harus dihadapkan pada masalah kemanusiaan secara berulang-ulang. Ia harus mencari dan menyelidiki semua kemungkinan yang tampak terbuka bagi dirinya juga permasalahannya. Layaknya sejarah yang berperan dalam kehidupan manusia. Manusia pun berperan dalam sejarah. Dalam hal ini, manusia berperan dalam menghadirkan eksistensi sejarah. Esistensi sejarah tersebut dapat muncul apabila manusia dalam kehidupannya telah beranjak menuju hari esok sehingga meninggalkan hari kemarin. Dengan demikian, “hari kemarin” menjadi perwujudan dari eksistensi sejarah. Contoh yang paling sederhana adalah seperti ini ; diri kita ang saat ini sudah berumur 20, 30, 50 atau berapapun, tentunya tidak tidak langsung terlahir langsung seumur itu. Dan itu pun membuktikan bahwa setiap manusia memiliki masa lalu. Dan masa lalu itulah yang menjadi bukti eksistensi sejarah yang di perani manusia di dalamnya. Tanpa manusia, mustahil sejarah sebagai proses maupun cerita dapat dihadirkan. Karena manusialah yang menetukan sejarahnya sendiri. Sejarah itu terletak dalam suatu dinamika. Dinamika itu timbul akibat dari sifat manusia yang dinamis. Selama manusia itu bergerak bertindak, berfikir dan berucap maka akan mendorong terjadinya perubahan demi perubahan yang seiring berjalannya waktu perubahan-perubahan itu akan menjadi suatu komponen-komponen sejarah. Dalam ilmunya, sejarah memiliki dimensi spasial tempat dan dimensi temporal waktu. Disinilah dimensi temporal berlaku. Dimensi temporal sangat penting bagi karakter dasar sejarah. Sejarah yang berisi perubahan-perubahan yang dilakukan manusia berkonotasi dengan waktu. Dengan begitu, dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah hanya dapat muncul apabila perubahan-perubahanyang dilakukan manusia terjadinya didalamnya. Manusia dalam sejarah dapat mencakup manusia sebagai subjek dalam sejarah dan manusia sebagai objek dalam sejarah. Manusia sebagai subjek sejarah berarti tindakan manusia dalam menentukan arus kesejarahan. Peran ini kebanyakan dilakukan oleh para sejarawan yang meneliti dan menulis peristiwa masa lalu. Manusia sebagai subjek sejarah cenderung bersifat subjektif. Obejektivitas penceritaan sejarah oleh manusia sangatlah rendah. Ini disebabkan oleh ikatan emosional dan intelektual dalam diri setiap manusia. Orang Indonesia yang menulis tentang sejarah perjuangan Indonesia dalam menghadapi penjajah sudah barang tentu tulisannya akan lebih membela kepentingan rakyat Indonesia yang dijajah. Sebaliknya, apabila orang belanda menulis tentang sejarah yang melibatkan mereka tentunya akan lebih mengarah kepada pembelaannya terhadap latarbelakang dan asal negerinya. Realitas dalam sejarah tidak memiliki makna dengan sendirinya. Tetapi realitas itu dimaknai oleh manusia-manusia yang menentukan arus kesejarahan. Sehingga makna yang didapat pun berbeda satu sama lain. Disinalah tantangan bagi para sejarawan, dimana mereka dituntut untuk memaknai isi sejarah secara seobjektif mungkin ditambah dengan pemakaian sudut pandang masa kini dalam mendalami isi sejarah yang memiliki sudut pandang masa lalu yang tentu berbeda. Manusia yang mempengaruhi sejarah karena manusialah yang membuat sejarah. Karena manusia yang mengendalikan sejarah berarti menegaskan kedinamisan dirinya. Karena manusia yang membuat sejarah, sudah seharusnya setiap dari diri kita menjadi seorang sejarawan. Minimal sejarawan bagi diri sendiri every man is own historians. Dalam sudut pandang manusia sebagai objek sejarah, manusia merupakan menu sejarah yang di kaji oleh subjek. Objek yang berarti masuk dalam konteks “yang telah terjadi” Sedang dalam sudut pandang manusia sebagai subjek sejarah, manusia dapat menjadi penyedia menu sejarah tersebut. BagiamanaHubungan Manusia Dengan Sejarah? Hubungan manusia dan sejarah adalah hal yang sifatnya mutlak, sebab dalam konteks sejarah manusia berperan sebagai SUBJEK sekaligus OBJEK. Beberapa sejarawan berkata tanpa manusia, apa yang dikenal sebagai sejarah jelas tak ada. Manusia sebagai subjek sejarah berarti bahwa manusia adalah pelaku sejarah. - Manusia dan sejarah memiliki keterkaitan sangat erat. Tanpa sejarah, eksistensi manusia sebagai makhluk hidup yang tinggal dan menetap patut dipertanyakan. Sebaliknya, tanpa manusia, sejarah menjadi kosong. Lantas, bagaimana posisi manusia dalam sejarah?Baca juga Mengapa Peristiwa Sejarah Disebut Suatu Proses Berkelanjutan? Apa saja peran manusia dalam sejarah? Manusia dalam sejarah diposisikan sebagai subjek sekaligus objek. Sejarawan Kuntowijoyo mengemukakan bahwa sejarah adalah suatu rekonstruksi masa lalu yang sudah barang tentu disusun oleh komponen-komponen tindakan manusia berupa yang dipikirkan, dilakukan, dan diucapkan. Dengan kata lain, sejarah adalah bidang yang memelajari tentang apa yang dilakukan, dipikirkan, dan diucapkan manusia di masa juga Konsep Perubahan dalam Sejarah Posisi manusia dalam sejarah dapat mencakup manusia sebagai subjek dan manusia sebagai objek sejarah. Manusia sebagai subjek berarti manusia sebagai pelaku sejarah, saksi sejarah, dan penggerak yang menentukan arus kesejarahan. Di saat yang sama, sejarah terdiri dari kejadian-kejadian yang memiliki manusia sebagai objeknya. Dalam sudut pandang manusia sebagai objek sejarah, manusia merupakan sasaran yang dikaji oleh subjek. Manusia dan sejarah merupakan kesatuan dengan manusia sebagai subjek dan objek sejarah. Apabila manusia dipisahkan dari sejarah, maka tidak dapat disebut manusia, hanya makhluk biasa. Itulah mengapa manusia dalam sejarah diposisikan sebagai subjek dan objek. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Sejarahsecara umum bisa diartikan sebagai suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Sejarah memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya adalah unik karena hanya terjadi satu kali, abadi karena sudah terjadi dan tidak mungkin bisa diubah, serta penting karena memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. nah kali ini sobat pendidikan akan membahas tentang Unsur-Unsur dalam
Bagaimana keterkaitan antara manusia dan sejarah?JawabManusia dan sejarah memiliki suatu keterkaitan yang erat. Tanpa sejarah, eksistensi manusia sebagai makhluk hidup yang berpikir dan beraktivitas perlu dipertanyakan. Begitu juga sebaliknya, tanpa manusia sejarah tidak akan pernah tidak akan pernah ada apabila manusia itu sendiri tidak ada. Manusialah yang menjadi objek sejarah dan menjadi subjek sejarah. Sejarah hadir karena bercerita tentang aktivitas manusia dan disajikan oleh lupa komentar & sarannyaEmail nanangnurulhidayat terus OK! 😁

Betapapentingnya sejarah dan manusia untuk mencari dan menemukan suatu hal yang patut kita kaji. Sejarah bukan hanya saja untuk dan menceritakan orang-orang besar saja, seperti halnya Alexandre The Great, Hayam Wuruk, Gajah Mada, Sri Baduga Maharaja, Sultan Agung, Teuku Umar, Soekarno, Moh. Hatta, dan lain sebagainya.

- Sejarah adalah peristiwa pada masa lampau yang dipelajari untuk dijadikan acuan sekaligus pedoman di masa mendatang. Pemahaman tentang sejarah sendiri tentu dipengaruhi oleh beberapa unsur-unsur penting di dalamnya, termasuk unsur manusia. Lantas, apa alasan sejarah memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan manusia?Baca juga 3 Unsur Penting dalam Sejarah Menceritakan manusia Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan manusia karena manusia dianggap sebagai penggerak, pelaku, dan saksi sejarah. Selain itu, sejarah juga menceritakan tentang kisah kehidupan manusia sehingga akan selalu berkaitan dengan peristiwa sejarah itu sendiri. Menurut beberapa ahli, manusia berasal dari bahasa Sansekerta, manu dan mens, yang berarti berpikir, berakal budi, atau makhluk yang berakal budi. Apabila tidak ada manusia, maka belum tentu peristiwa bersejarah dapat terjadi. Manusia dan sejarah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sejarah tanpa manusia dapat dikatakan sebagai khayal, karena keduanya merupakan satu kesatuan sebagai subjek dan objek sejarah. Artinya, manusia merupakan pemeran utama yang menyebabkan terjadinya sebuah peristiwa bersejarah. Setiap hal dan tindakan yang dilakukan dapat dijadikan sebagai penentu terbentuknya suatu sejarah dalam ruang dan waktu tertentu. Baca juga 4 Ruang Lingkup Sejarah dan Ciri-cirinya Fr3gea.
  • tilddil9j4.pages.dev/194
  • tilddil9j4.pages.dev/324
  • tilddil9j4.pages.dev/58
  • tilddil9j4.pages.dev/170
  • tilddil9j4.pages.dev/534
  • tilddil9j4.pages.dev/520
  • tilddil9j4.pages.dev/387
  • tilddil9j4.pages.dev/280
  • manusia dan sejarah memiliki keterkaitan erat tanpa sejarah kedudukan manusia